Rabu, 02 Februari 2011

HUJAN

Hari ini hujan turun tersipu malu . Awalnya datang sendiri kemudian mengajak rekannya menghampiriku yang sedang duduk sendiri  pula melamuni sebuah ketidakpastian dari sebuah keputusan . Hujan yang datang ditemani suara menggelegar dari petir yang membahana membuat syahdunya udara Cimahi hari ini. Udara dingin jelas terasa menusuk kulit . Memasuki ruang berpikirku dan menorehkan sebuah rasa melankolis. Apakah hujan kali ini membawa pesan tersimpan?atau hanya meramaikan prakiraan cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika saja? Atau mungkin bahkan hujan hanya sebuah hujan dengan pengertiannya yang beragam dengan proses yang tidak sederhana dibuatnya. Atau sekali lagi bisa merupakan sebuah misteri Tuhan yang kerap terjadi untuk insannya di dunia yang kemudian akan merasakan nikmatnya.
Hujan telah menyeretku berpikir lagi dan lagi untuk menulis. Kedua tangan yang saat ini sedang gemetar, kemudian tubuh menggigil karena dingin, serta instrument musik yang berbunyi tak henti, mendorongku berbuat dan berucap lewat kata dan kata kembali. Ada sebagian persepsi tak tersampaikan dengan baik. Tapi selanjutnya menjadi bahan renungan untuk kehidupan saat ini, dan mungkin bisa pula untuk masa esok, esoknya lagi, dan seterusnya. Dan bermuara pada suatu titik temu dimana segala kemungkinan bisa terjadi.
Apakah yang sedang kurasa saat ini? Mungkin aku tak pandai merangkai kata dengan maknanya lewat tulisan . Tapi aku berusaha mengungkapkan dan meluapkan keresahan yang sedang dirasa selama ini kepada ketidakadilan. Ketidakadilan terhadap diri sendiri, tehadap waktu, terhadap orang-orang yang seharusnya termuliakan, dan ketidakadilan terhadap kehidupan kejam diluaran sana. Hari ini berbicara tentang bahagianya para politisi duduk dengan jas rapi, merapatkan barisan kursi, membicarakan kondisi bangsa ini. Perbedaan pendapat muncul, perdebatan terjadi, dan berakhir lagi lewat sebuah ketidakpastian. Besoknya peristiwa bencana alam dan kasus-kasus criminal terjadi, Esoknya lagi heboh peredaran Video porno dikalangan public figure negeri ini, Besoknya lagi tentang amandemen undang-undang dasar dan besoknya lagi kritik dan demonstrasi merumpuni penjuru negeri akibat putusan politisi yang berakhir dengan ketidakpastian yadi. Ketidakpastian apakah merasa akan diuntungkan, atau malah dirugikan. Sungguh bingung untuk direnungi apalagi diberi solusi.
Perutku keroncongan karena sengaja kubuat dia lapar. Bibirku kering karena sengaja kubuat dia haus. Tubuhku kotor karena sengaja kubuat dia bau. Mataku perih karena sengaja pula kubuat dia sakit. Semua kulakukan bukan untuk ajang menyiksa diri, tetapi sebagai renungan pemikiran betapa besar kenikmatan yang telah Tuhan berikan padaku. Terkadang organ tubuh ini tak bisa kugunakan sesuai fitrahnya. Terkadang pula kugunakan untuk meniadakanMu sesaat dalam hati ini. Sungguh memprihatinkan dan dilematis untuk seorang dengan tittle mahasiswa penuh liku hidup sepertiku.

Hujaaaaaannn ..kapankah engkau kan berhenti?
Berhenti menghentikan kekejian hati dan mengendalikan situasi berpikir
Merancang ide dan solusi permasalahan pelik
Dan selanjutnya mengalir membasuhi ketidaktentraman batin ..


Hujaaaan .. terimakasih karena engkau begitu anggun turun membasahai
Begitu syahdu bersanding bersama petir-petir
Dan memberikan mata air inspirasi …


Ditulis saat hujan turun dengan rapi dan dari dulu tetap saja begitu
Cimahi, dengan tanggal dikalender adalah 24 Sepetember 2010 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar